Assalamualaikum sahabat SalamQu Cendekia,sebagai salah satu sekolah Tahfidz quran di Indonesia, kita berkomitmen untuk mencetak para penghafal Quran, yang mempuyai jiwa kepemimpinan. Dan kali ini kita berbagi artikel tentang pentingnya menhafal Al-Quran yang kami ambi dari berbagai sumber. SalamBanyak hadits Rasulullah saw yang mendorong untuk menghafal Al Qur’an atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah swt. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” (HR. Tirmidzi)
Di antara pelajaran yang terkait dengan mempelajari Al Qur’an, Tahfizh Al Qur’an merupakan pelajaran termudah bagi anak-anak kita. Sebab program Tahfizhul Qur’an teknik belajarnya sederhana. Cukup dengan mendengar dan mengucapkan secara berulang, baik itu mendengar bacaan kita sendiri ataupun mendengar bacaan orang lain. Yang terpenting bacaan yang didengar tersebut adalah bacaan yang benar, supaya hafalan Al Qur’annya juga benar.
Oleh karena itu, Tahfizh Al Qur’an sudah bisa diprogram sejak bayi, selama bayi tersebut pendengarannya sudah berfungsi dengan baik. Hanya saja baru bisa dievaluasi hafalannya di saat kelak dia sudah bisa berbicara.
Semakin intensif anak-anak mendengar bacaan Al Qur’an setiap harinya, secara konsisten dan kontinu, maka hafalan Al Qur’annya akan semakin mudah dan semakin cepat. Sehingga tidak mustahil anak-anak bisa hafal Al Qur’an 30 juz sebelum mereka beranjak dewasa. Sebagaimana para ulama dan ilmuwan muslim di masa kejayaan Islam, mereka pada umumnya sudah hafal Al Qur’an di usia anak-anak, bahkan ada yang sudah hafal sebelum usia 10 tahun. Subhanallah, luar biasa!
Baca juga : Cara menjadi tahfidz quran
Di antara para ulama/ilmuwan muslim yang hafal Al Qur’an saat usia anak-anak adalah:
1. Imam Syafi’i (hidup pada tahun 150 – 204 H).
Beliau hafal Al Qur’an saat usia 7 tahun, dan pada saat usia 17 tahun sudah menjadi mufti/ahli hukum (rujukan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan mereka berdasarkan hukum Islam). Dalam perkembangannya, beliau adalah seorang mujtahid mutlak, dan ahli ushul fiqh (peletak dasar ilmu ushul fiqh). Sampai sekarang karya ushul fiqh dan fiqh-nya masih dipakai kaum muslimin di seluruh dunia. Sehingga bisa dikatakan, beliau adalah ulama kaliber dunia/internasional.
2. Imam Ath-Thabari (hidup pada tahun 224 – 310 H).
Beliau hafal Al Qur’an saat usia 7 tahun. Beliau adalah ahli tafsir. Sampai sekarang karya tafsirnya masih digunakan oleh kaum muslim di seluruh dunia. Sehingga bisa dikatakan beliau adalah ahli tafsir kaliber dunia/internasional.
3. Ibnu Sina (hidup pada tahun 370 – 428 H).
Beliau hafal Al Qur’an saat usia 5 tahun, dan pada saat usia 17 tahun sudah menjadi dokter profesional. Dalam perkembangannya beliau ahli kedokteran, peletak dasar ilmu-ilmu kedokteran. Sampai sekarang ilmunya masih digunakan di seluruh dunia. Bahkan orang Barat pun menggunakan ilmu/teorinya. Beliau juga merupakan ahli Fisika.
4. Ibnu Khaldun (hidup pada 732 – 808 H).
Beliau hafal Al Qur’an saat usia 7 tahun. Beliau adalah ahli sosiologi dan ahli konstruksi. Pemikiran/teorinya juga masih digunakan sampai sekarang di seluruh dunia.
5. Umar bin Abdul Aziz.
Beliau hafal Al Qur’an saat masih anak-anak. Beliau adalah seorang Kholifah di masa Bani Umayyah. Seorang ahli ekonomi yang tiada duanya di dunia. Beliau sangat terkenal dengan kemampuannya memakmurkan negara dan bangsanya dalam waktu singkat (29 bulan), sampai-sampai tidak ada rakyatnya yang berhak menerima zakat.
Dan masih banyak ulama maupun ilmuwan muslim yang lain yang hafal Al Qur’an saat usia mereka belum baligh. Mereka juga ulama/ilmuwan kaliber dunia. Ada yang ahli hadits, ahli fiqh, ahli tafsir, ahli matematik, dll.
Dengan demikian dapat kita simpulkan, bahwa menghafal Al Qur’an secara realitas dapat dibuktikan mudah bagi anak-anak. Yang penting mereka diprogram untuk menghafal Al- Qur’an dan program tersebut dijalankan secara konsisten dan kontinu.
Keunggulan Tahfizh Al qur’an Bagi Kecerdasan Anak
Selanjutnya, yang lebih menarik untuk dikaji adalah adanya realitas yang menunjukkan bahwa para ulama dan ilmuwan muslim kaliber dunia tersebut ternyata pada umumnya mereka hafal Al Qur’an pada usia anak-anak. Adakah pengaruh hafalan Al Qur’an terhadap kecerdasan berfikir anak?
Apabila kita kaji secara mendalam, kecerdasan berfikir anak sangat tergantung pada intensitas proses berfikir yang dia lakukan selama proses belajarnya. Sedangkan proses berfikir itu terjadi apabila terjadi pengaitan antara objek yang diindera dengan informasi/ilmu yang telah dimiliki sebelumnya tentang objek tersebut. Apabila terjadi pengaitan yang benar dan tepat antara objek yang diindera dan informasi yang benar dan tepat tentang objek tersebut, maka lahirlah sebuah pemikiran/ilmu/teori yang benar tentang objek tersebut, sebagai hasil dari proses berfikir.
Dengan demikian ada dua unsur penting untuk meningkatkan kecerdasan berfikir anak, yakni penginderaan yang cermat dan rinci terhadap suatu objek serta akumulasi informasi yang benar tentang objek tersebut. Di mana posisi Tahfizh Al Qur’an dalam mempengaruhi kecerdasan anak?
a.) Tahfizh Al Qur’an akan melatih sensitifitas indera pendengaran anak. Semakin sensitif indera pendengaran anak mendengar lafazh-lafazh ayat Al Qur’an yang dibacakan, maka semakin mudah anak menjadi fasih mengulang bacaan yang ia dengar. Hal ini akan membantunya untuk cepat fasih berbicara, selanjutnya mudah belajar bahasa Arab maupun yang lain.
Apabila anak sudah terlatih sensitif mendengar, maka dia akan mudah dan cepat memahami secara benar nasehat/pelajaran dari guru/orang tuanya. Dengan demikian peluang salah paham menjadi kecil. Bukankah pengajaran dan nasehat untuk memahamkan sesuatu kepada anak-anak lebih banyak menggunakan lisan dan mendengar? Oleh karena itu kecepatan memahami ilmu yang dijelaskan guru sangat berhubungan secara signifikan dengan sensitifitas dan kecermatan mendengar kalimat demi kalimat yang diungkapkan guru, termasuk intonasi berbicaranya.
b.) Tahfizh Al Qur’an melatih anak untuk berkonsentrasi tinggi. Semakin banyak ayat yang bisa
dihafal oleh anak dan hafalannya ini terpelihara dengan baik, berarti konsentrasi anak akan semakin tinggi. Pada umumnya semakin banyak ayat yang dihafal, semakin cepat untuk menghafal ayat-ayat lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi proses perbaikan konsentrasi menjadi semakin tinggi, apabila semakin banyak ayat-ayat Al Qur’an yang dihafal.
Coba kita bayangkan, apabila anak-anak kita telah hafal juz ‘Amma dan surat Al Baqarah saja, dan ia bisa membacakannya dengan fasih dan lancar tanpa mushaf, bukankah konsentrasinya sudah bertahan lama? Apatah lagi hafal 30 juz sebelum dewasa. Bukankah konsentrasi yang tinggi sangat berpengaruh dalam kecerdasan berfikir?
Semakin tinggi konsentrasinya semakin tuntas berfikirnya. Selanjutnya, hal ini akan membangun kecerdasan berfikir yang tinggi. Kecerdasan tertinggi adalah seorang mujtahid. Yang bisa menyelesaikan persoalan manusia dengan hukum-hukum Allah dengan cara menggali langsung dari ayat-ayat Al Qur’an maupun As Sunnah.
c.) Tahfizhul Qur’an membantu anak-anak mudah memahami Al Qur’an (sebagai petunjuk hidup) dan mudah menjadi taqwa. Apabila anak-anak sudah hafal ayat-ayat Al Qur’an, berarti lafazh-lafazh petunjuk tersebut sudah ada di dalam benaknya. Sehingga pada saat menjelaskan makna ayat-ayat Al Qur’an tersebut dan menggali pemahaman, petunjuk,dan hukum-hukum akan jauh lebih mudah.
Yang lebih penting lagi adalah, apabila benak anak kita telah dipenuhi oleh hafalan Al Qur’an (Kalamullah), maka akan mudah tertunjuki ke jalan yang benar. Sebab saat mereka berproses menghafal ayat-ayat Al Qur’an dengan cara berulang-ulang mendengar ayat-ayat Al Qur’an, mereka telah mendapatkan rahmat. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Al A’raaf ayat 204, yang artinya: “Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlahbaik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang, supaya kalian mendapat rahmat. “
Wahai para orang tua muslim, melangkahlah dengan penuh keyakinan untuk menjadikan “
Tahfiz Al Qur’an” sebagai pelajaran pertama bagi anak-anak kita, selanjutnya mempelajari “Al Qur’an” dari berbagai bidang ilmu menjadi pelajaran utama bagi mereka. Semoga kelak mereka benar-benar menjadi generasi pemimpin. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar.[] Ustadzah Hj. Ir. Emmi Khairani.
Baca juga : Jadikan al Quran yang pertama dan utama
Berikut adalah Fadhail Hifzhul Qur’an (Keutamaan menghafal Qur’an) yang dijelaskan Allah dan Rasul-Nya, agar kita lebih terangsang dan bergairah dalam berinteraksi dengan Al Qur’an khususnya menghafal.
Fadhail Dunia
1. Hifzhul Qur’an merupakan nikmat rabbani yang datang dari Allah
Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur’an,”Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur’an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ‘Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat’” (HR. Bukhari)
Bahkan nikmat mampu menghafal Al Qur’an sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu,”Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Qur’an, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan kepadanya.” (HR. Hakim)
2. Al Qur’an menjanjikan kebaikan, berkah, dan kenikmatan bagi penghafalnya
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Seorang hafizh Al Qur’an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi(penghargaan khusus dari Nabi SAW)
Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al Qur’an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Qur’an. Rasul mendahulukan pemakamannya.
“Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, “Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur’an, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari)
Pada kesempatan lain, Nabi SAW memberikan amanat pada para hafizh dengan mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi.
Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i)
Kepada hafizh Al Qur’an, Rasul SAW menetapkan berhak menjadi imam shalat berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda,”Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (HR. Muslim)
Baca juga; Konsep pendidikan sekolah tahfidz Quran Cendekia
4. Hifzhul Qur’an merupakan ciri orang yang diberi ilmu
“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” (QS Al-Ankabuut 29:49)
5. Hafizh Qur’an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad)
6. Menghormati seorang hafizh Al Qur’an berarti mengagungkan Allah
“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal Al Qur’an yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan Penguasa yang adil.” (HR. Abu Daud)
Fadhail Akhirat
7. Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafal
Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”” (HR. Muslim)
8. Hifzhul Qur’an akan meninggikan derajat manusia di surga
Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur’an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi)
Para ulama menjelaskan arti shahib Al Qur’an adalah orang yang hafal semuanya atau sebagiannya, selalu membaca dan mentadabur serta mengamalkan isinya dan berakhlak sesuai dengan tuntunannya.
9. Para penghafal Al Qur’an bersama para malaikat yang mulia dan taat “Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur’an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun ?alaih)
10. Bagi para penghafal kehormatan berupa tajul karamah (mahkota kemuliaan)
Mereka akan dipanggil, “Di mana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitabku?” Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya. (HR. At-Tabrani)
11. Kedua orang tua penghafal Al Qur’an mendapat kemuliaan
Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim)12. Penghafal Al Qur’an adalah orang yang paling banyak mendapatkan pahala dari Al Qur’an
Untuk sampai tingkat hafal terus menerus tanpa ada yang lupa, seseorang memerlukan pengulangan yang banyak, baik ketika sedang atau selesai menghafal. Dan begitulah sepanjang hayatnya sampai bertemu dengan Allah. Sedangkan pahala yang dijanjikan Allah adalah dari setiap hurufnya.
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. At-Turmudzi)
13. Penghafal Al Qur’an adalah orang yang akan mendapatkan untung dalam perdagangannya dan tidak akan merugi
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Faathir 35:29-30)
Adapun fadilah-fadilah lain seperti penghafal Al Qur’an tidak akan pikun, akalnya selalu sehat, akan dapat memberi syafa’at kepada sepuluh orang dari keluarganya, serta orang yang paling kaya, do’anya selalu dikabulkan dan pembawa panji-panji Islam, semuanya tersebut dalam hadits yang dhaif.
“Ya Allah, jadikan kami, anak-anak kami, dan keluarga kami sebagai penghafal Al Qur’an, jadikan kami orang-orang yang mampu mengambil manfaat dari Al Qur’an dan kelezatan mendengar ucapan-Nya, tunduk kepada perintah-perintah dan larangan-larangan yang ada di dalamnya, dan jadikan kami orang-orang yang beruntung ketika selesai khatam Al Qur’an. Allahumma amin” (dian)
Maraji’:Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc. Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah.Dr. Yusuf Qardhawi. Berinteraksi dengan Al Quran.
Sebuah kajian baru membuktikan bahwa semakin banyak hafalan seseorang terhadap Al-Qur’an Al-Karim, maka semakin baik pula kesehatan. Dr. Shalih bin Ibrahim Ash-Shani’, guru besar psikologi di Universitas Al-Imam bin Saud Al-Islamiyyah, Riyadh, meneliti dua kelompok responden, yaitu mahasiswa/i Universitas King Abdul Abdul Aziz yang jumlahnya 170 responden, dan kelompok mahasis Al-Imam Asy-Syathibi yang juga berjumlah 170 responden.
Peneliti mendefinisikan kesehatan psikologis sebagai kondisi dimana terjadi keselarasan psikis individu dari tiga faktor utama: agama, spiritual, sosiologis, dan jasmani. Untuk mengukurnya, peneliti menggunakan parameter kesehatan psikis –nya Sulaiman Duwairiat, yang terdiri dari 60 unit.
Penelitian ini menemukan adanya korelasi positif antara peningkatan kadar hafalan dengan tingkat kesehatan psikis, dan mahasiswa yang unggul di bidang hafalan Al-Qur’an itu memiliki tingkat kesehatan psikis dengan perbedaan yang sangat jelas.
Ada lebih dari tujuh puluh kajian, baik Islam atau asing, yang seluruhnya menegaskan urgensi agama dalam meningkatkan kesehatan psikis seseorang, kematangan dan ketenangannya. Sebagaimana berbagai penelitian di Arab Saudi sampai pada hasil yang menegaskan peran Al-Qur’an Al-Karim dalam meningkatkan ketrampilan dasar siswa-siswa sekolah dasar, dan pengaruh yang positif dari hafalan Al-Qur’an untuk mencapai IP yang tinggi bagi mahasiswa.
Kajian tersebut memberi gambaran yang jelas tentang hubungan antara keberagamaan dengan berbagai bentuknya, terutama menghafal Al-Qur’an Al-Karim, dan pengaruh-pengaruhnya terhadap kesehatan psikisi individu dan kepribadiannya, dibanding dengan individu-individu yang tidak disiplin dengan ajaran-ajaran agama, atau tidak menghafal Al-Qur’an, sedikit atau seluruhnya.
Baca juga ; Tips memilih sekolah dari MUI
Komentar terhadap Kajian:
Setiap orang yang menghafal sebagian dari Al-Qur’an dan mendengar bacaan Al-Qur’an secara kontinu itu pasti merasakan perubahan yang besar dalam hidupnya. Hafalan Al-Qur’an juga berpengaruh pada kesehatan fisiknya. Melalui pengalaman dan pengamatan, dipastikan bahwa hafalan Al-Qur’an itu dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada seseorang, dan membantunya terjaga dari berbagai penyakit.
Berikut ini adalah manfaat-manfaat hafalan Al-Qur’an, seperti yang penulis dan orang lain rasakan:
14. Pikiran yang jernih.
15. Kekuatan memori.
16. Ketenangan dan stabilitas psikologis.
17. Senang dan bahagia.
18. Terbebas dari takut, sedih dan cemas.
19. Mampu berbicara di depan publik.
20. Mampu membangun hubungan sosial yang lebih baik dan memperoleh kepercayaan dari orang lain.
21. Terbebas dari penyakit akut.
22. Dapat meningkatkan IQ.
23. Memiliki kekuatan dan ketenangan psikilogis.
Karena itu Allah berfirman, “Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang lalim.” (QS Al-‘Ankabut [29]: 49)
Ini adalah sebagian dari manfaat keduniaan. Ada manfaat-manfaat yang jauh lebih besar di akhirat, yaitu kebahagiaan saat berjumpa dengan Allah, memperoleh ridha dan nikmat yang abadi, mendapatkan tempat di dekat kekasih mulia Muhammad Saw.
Sumber : pustaka tahfidz.net dan thehappytraining.wordpress
[…] Baca juga: Begitu banyak manfaat jika anak kita menjadi penghafal Al Quran […]